Image by : Google Images |
Toyota tak saja nomor satu
dinegara asalnya jepang, bahkan merambah kepasar otomotif Eropa, Amerika,
Afrika, Australia dan mendominasi Asia termasuk Indonesia. Keberhasilan Toyota
tak lepas dari usaha kerja keras serta inovasi, yang dimulai dari industri
tekstil sebuah pabrik pemintal benang. Berkat ketekunan bocah kecil, Saikichi
Toyoda, lahir Februari 1867 di Shizouka, Jepang, yang belajar ilmu pertukangan
kayu dari ayahnya.
Artikel lain : Kenapa Bill Gates Mampu Bertahan Dalam Posisi Puncak Orang Terkaya Dunia
Artikel lain : Kenapa Bill Gates Mampu Bertahan Dalam Posisi Puncak Orang Terkaya Dunia
Saikichi kecil juga dikenal
sebagai anak yang cerdas dan kreatif. Saat industri tenun berkembang dinegara
asalnya, yaitu wilayah pertanian di pinggiran Nagoya, Jepang. Pada tahun 1894
ia membuat sebuah mesin tenun yang lebih murah namun dapat bekerja lebih baik
dari mesin tenun yang sudah ada. Walau Toyoda merasa sudah puas dengan hasil
temuannya tersebut, namun Toyoda muda seakan tidak pernah berhenti untuk
melalukan pembaharuan. Hingga ia berupaya menciptakan alat tenun bertenaga
mesin. Namun karena kurangnya sumber tenaga untuk penggerak mesin, maka Toyoda
belajar lebih dahulu tentang mesin uap, melalui membeli mesin uap bekas, dan
mencobanya berkali-kali secara trial error hingga berhasil.
Dalam upaya menyempurnakan mesin
pintal, tanpa bantuan pihak ketiga. Toyoda berhasil mengembangkan varian dari
sistem flying shuttle yang merupakan hasil penemuan 150 tahun sebelumnya di
Lancashire, Inggris. Dalam jangka waktu 35 tahun, penyempurnaan kecil terus-menerus
dilakukan terhadap temuan pertamanya itu, membuat Toyoda mampu menyalip
kepemimpinan teknologi Eropa selama 150 tahun dengan penemuan mesin pintal fully
automatic pertama didunia. Hingga akhirnya ia berhasil medirikan Toyoda
Automatic Loom Work pada November 1926. Namun akhirnya hak paten mesin
pintal yang dapat berhenti sendiri jika ada benang yang lepas atau putus ini
dijual ke Platt Brothers, manufaktur tekstil terkemuka Lancashire, Inggris.
Penyerahan Kekuasaan
Dari hasil penjualan
tersebut Sakichi menggunakannya untuk menjadi modal pengembangan divisi otomotif.
Awal tujuannya bukan untuk mengembangkan bisnis. Melainkan memberi kesempatan
sang anak untuk melakukan sesuatu yang besar dalam hidupnya! Dimana dia ingin
anaknya mempunyai kesempatan membuat kontribusi kepada umat manusia, sama
halnya dengan kesempatan istimewa yang dia alami dalam memberi kontribusi
melalui mesin tenun. Selanjutnya ia mengirim Kiichiro untuk sekolah di Tokyo Imperial
University, mengambil jurusan tehnik mesin dengan fokus kepada teknologi mesin.
Bagi Toyoda setiap orang perlu
mengambil satu proyek besar dalam hidupnya maka mulai tahun 1933 ketika Toyoda
membangun divisi otomotif itulah saatnya sang anak menjadi penerusnya. Dimana kemudian
diserahkan kepada anaknya Kiichiro Toyoda yang juga tiada henti menghasilkan
inovasi-inovasi dalam bidang otomotif di zanannya. Dimuali dengan mesin tipe A
yang berhasil dirampungkan pada 1934. Setahun kemudian mesin ini digunakan ke
prototipe pertama mobil berpenumpang mereka. Divisi otomotif Toyoda juga
menghasilkan truk model G1. Ditahun 1936 mereka meluncurkan mobil penumpang
pertama mereka, Toyoda AA (kala itu masih menggunakan nama Toyoda).
Model ini dikembanhakan dari
prototipe model A1 dan dilengkapi bodi dan mesin A. kendaraan ini dari awal
digunakan mobil rakyat. Konsep produk yang terus dipegang Toyota hingga
sekarang. Setelah empat tahun berjalan, divisi ini merasa cukup untuk
melahirkan perusahaan otomotif sendiri dan melepaskan diri dari industri
tekstil mereka. Kemudian tahun 1937
menjadi era penting bagi kelahiran Toyota Motor Co cikal bakal raksasa
Toyota Motor Corp saat ini. Karena pada tahun ini mereka meresmikan memakai
nama Toyota, bukan Toyoda.
Namun semangat inovasi keluarga
Toyoda tidak pernah redup. Toyota berkembang menjadi penghasil kendaraan tangguh
pada era tahun 1940-an. Toyota saat ini sibuk mengembangkan permodalan termasuk
memasukan perusahaan ini dilantai bursa tokyo, Osaka dan Nagoya. Setelah era
Perang Dunia ll berakhir, tahun 1950-an merupakan pembuktian Toyota sebagai
penghasil kendaraan serba guna tangguh. Waktu itu kendaraan Jeep akrab di
Jepang. Terinspirasi dari mobil ini, Toyota kemudian mengembangkan prototipe
Land Cruiser yang keluar pada tahun 1950. Setahun kemudian meluncurkan secara
resmi model awal Land Cruiser yakni model BJ.
Tak lama berselang, Toyota Land
Cruiser mulai menandingi dominasi Jeep Willys. Bahkan dengan model-model
selanjutnya, Toyota Land Cruiser bisa diterima di pasar yang kala itu sulit
ditembus yakni Amerika Utara. Lewat model ini, Toyota masuk ke pasar-pasar di
berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia yang dikenal sebagai Toyota
Hardtop Land Cruiser. Mereka juga mengembangkan model yang menjadi favorit
dunia, yaitu sedan kecil.
Lewat Corolla yang memulai
debutnya pada tahun 1966, sedan mungil generasi awal ini yang memakai penggerek
belakang mengubah tatanan sedan bongsor yang populer saat itu menuju arah sedan
kecil yang kompak, irit dan ringkas. Memasuki tahun 1975, Corolla masuk dalam
generasi ketiga dan terjual lebih dari 5 juta unit. Hal yang menakjubkan ini
masih kokoh hingga sekarang. Mesin mobil Corolla ini kemudian digunakan di
Indonesia sebagai mesin untuk kendaraan niaga keluarga serbaguna, Toyota Kijang
generasi awal. Bahkan pada tahun 1980-an Toyota melakukan kesepakatan
bersejarah dengan GM tepatnya pada tahun 1983 untuk bersama-sama memproduksi
mobil compact di pabrik GM di Fremont.
Menjelang tahun 1990-an Toyota
semakin membuktikan bahwa mobil jepang mampu bersaing dengan mobil buatan Eropa
dan Amerika. Selain buah dari kerja keras Sakichi Toyoda yang kemudian di
teruskan oleh Kiichoro yang bersama sepupunya yaitu Eiji Toyoda yang membawa
Toyota seperti sekarang ini. Toyota bersaudara ini bahkan membawa perusahaan
mereka kesebuah rekor pada tahun 1984. Toyota menjual penjualan tertinggi
sepanjang masa sekitar 1,7 juta mobil di Jepang dan jumlah yang sama di luar
negri. Keuntungan memuncak pada $ 2,1 triyun untuk tahun fiskal yang berakhir
31 Maret 1985.
Baca juga : William Edward Boeing Pedagang Kayu Rakit Ribuan Boeing
Baca juga : William Edward Boeing Pedagang Kayu Rakit Ribuan Boeing
Sementara performa ini pastinya
akan membuat nama Toyota tertulis dalam buku sejarah otomotif, Toyota mungkin
akan lebih baik diingat untuk gaya manajemen yang khas yang telah disalin oleh
ratusan perusahaan Jepang dan mendapatkan penerimaan yang terus tumbuh di
Amerika Serikat. Selain telah lama menjadi best seller di Tanah Air, ekspansi
Toyota juga merambah benua lain seperti As, Australia, Eropa, hingga Afrika. Sejauh
ini strategi global yang terencana dalam bidang produksi telah membuat industri
otomotif ini memiliki 46 pabrik yang tersebar di 26 negara.
Dalam banyak hal keberhasilan
samurai otomotif Jepang untuk tetap berkibar sebagai kampiun adalah penerapan
sistem SDM-nya yang efektif dan efisien, serta memiliki loyalitas tinggi dan
komitmen kuat terhadap kualitas. Sehingga akan membuat Toyota mampu mencapai
target mereka pada tahun 2010 yang lalu nutuk merebut 15% pasar global. Dengan kondisi
GM yang mengalami penurunan pangsa pasar dan terus mengalami kemerosotan, bukan
tidak mungkin hal ini akan menempatkan Toyota di singgasana perusahaan otomotif
terbesar di dunia.
Sumber: Majalah Elshinta